Belitung Is My Heart

Belitung Info: Pantai, makanan khas, masakan, lagu, lyrics, adat istadat, tari, musik dan lain-lain dalam bahasa Indonesia.

Info Seputar Kampung Halamanku Belitung, mulai dari Masakan, Makanan, Lagu, Adat Istiadat, Tari, Travel Guide Pantai, Kamus Bahasa dan lain-lain.

Showing posts with label Cerita Daerah. Show all posts
Showing posts with label Cerita Daerah. Show all posts

Thursday, December 18, 2008

Cerite Dari Mantan Bupati Belitung

Published by Zhalwa Alya Monica under on 7:19 PM
Antisipasti Menghadapi Krisis Global

Dunia benar-benar telah menjadi tanpa batas, semua kejadian dibelahan dunia manapun baik atau tidak baik di bidang sosial , budaya , politik, ekonomi maupun keamanan akan mempengaruhi seluruh dunia dibelahan manapun.
Contoh yang paling konkrit adalah kemajuan internet yang sebelumnya adalah kemajuan teknologi televisi satelit. Adanya teknologi ini telah membuat dunia benar-benar tanpa batas.
Amerika Serikat yang dengan konsep memerangi terorisme sampai harus menyerang negara Afganistan dan Irak telah menghabiskan milyaran dolar Amerika setiap tahunnya, sebagai akibatnya mereka membutuhkan banyak uang tunai yang pada akhirnya menyebabkan nilai riil ekonomi AS tidak seimbang dengan nilai uang berharganya yang diperdagangkan , sebagai akibat dari itu semua seluruh dunia ikut terseret didalamnya.
Ada yang memprediksikan dampak di Indonesia akan mulai mengalami masa yang berat dimulai dari bulan april 09, jika ini terjadi apa yang harus kita lakukan ? Tepatnya apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar rakyat mampu menghadapi situasi ekonomi yang sulit dan tentu saja jika ekonomi menjadi sulit maka politik dan keamanan juga akan menjadi hal yang berbahaya bagi keselamatan rakyat.
Untuk mengantisipasi dunia yang tanpa batas, secara gamblang bisa kita katakan kita harus kembali ke pola zaman para nabi, dimana pada masa itu teknologi masih belum menyebabkan dunia menjadi tanpa batas, tentu saja dalam hal ini bukan secara telak kembali ke zaman nabi dengan segala kekejaman dan hidup tanpa teknologinya. Yang saya maksud disini adalah bagaimana manusia pada zaman itu hanya mementingkan adanya tersedia sandang, pangan dan perumahan saja, artinya mereka hanya tahu pada musim menanam harus menanam sehingga mereka akan memiliki makanan sepanjang tahun. Tentu saja mereka juga berternak dan memanfaatkan hasil hutan.
Dalam artikel ini saya hanya akan memfokuskan kepada masalah perut, karena bagi saya yang biasa hidup di kampong, saya selalu mendengar marahnya para ibu rumah tangga jika suaminya masih suka ke warung kopi padahal beras di rumah sudah tinggal 1 calong (1 kaleng susu kental manis). Tentu saja Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN yang memberi jaminan kesehatan dan pension kepada seluruh rakyat harus dikeluarkan Peraturan Pemerintahnya sesuai dengan amanat UU no.40 tahun 2004 tentang SJSN, dalam artikel ini saya tidak akan membahas masalah SJSN dan sistim jaminan pendidikan bagi seluruh rakyat, mengingat untuk mempersingkat artikel ini hanya maksimal 2 halaman saja).
Dengan berdasarkan prinsip yang penting ada beras di rumah, maka yang perlu disediakan dan disubsidi adalah beras, bukanlah bahan baker minyak .
Apa yang akan terjadi jika menginginkan harga beras murah, tentu saja dengan menetapkan harga GKP (gabah kering panen ) petani, yang tentu saja menjadi tidak sesuai dengan harga beras pasaran di dunia.
Sementara jika harga GKP terlalu tinggi mengikuti harga beras dunia, maka banyak rakyat terutama buruh menjadi tidak mempu membeli beras, harga GKP yang rendah juga menyebabkan lesunya semangat petani untuk menanam padi. Bagaimana cara mengatasi masalah yang harus seimbang ini.
Menurut saya , harga GKP harus mengikuti harga pasaran dunia, yang perlu disubsidi adalah harga beras untuk rakyat yang tidak mampu atau yang hampir tidak mampu akibat krisis global ini.
Cara yang paling efisien adalah mematok harga beras murah misalnya dengan harga Rp.2.000/kg, sementara harga GKP mengikuti pasaran dunia, sehingga petani tetap bersemangat menanam padi dan bisa untung, dilain pihak rakyat bisa membeli beras murah, bagaiman bisa ? Saya yakin bisa, dengan syarat seluruh desa memanfaatkan kantor desa menjadi tempat penjualan beras subsidi tadi, dengan syarat adanya kuota per kepala dewasa hanya mendapat 120 kg / tahun. Tentu saja berasnya bukanlah beras dengan butiran utuh, kita sediakan beras sisa penggilingan yang sudah patahan 30%, karena orang miskin tidak perduli nasinya tetap keliatan buliran bagus utuh, yang penting tidak bau apalagi berkutu, dengan pola demikian, beras yang bagus tetap akan dijual dengan harga mahal, Bulog harus bisa menjadi pedagang beras sekaligus pengusaha penggiringan padi maupun pengimpor beras hanya boleh diimpor yang patahan 30%.
Bagaiman dengan pola petani, seluruh kantor desa disediakan pupuk, obat , dan benih secara konsinyasi, ketika mau meminta lagi mereka harus membayar , departemen pertanian berkewajiban mengelolah ini dan menjamin tersedianya benih, pupuk, dan obat di tiap desa lengkap dengan penyuluhnya.
Lahan sawah harus dimiliki oleh pemerintah , bukan oleh tuan tanah, setiap jengkal sawah dengan irigasi yang lengkap yang dibuka di luar jawa akan tetap menjadi milik pemerintah, siapapun yang mau menggarap akan diberi hak memiliki sampai berapa turunan pun asal tetap mau menggarapnya, dengan memakai pola pembagian 80 utnuk penggarap dan 20 untuk pemerintah daerah , maka seluruh penggarap / buruh tani yang ada di jawa akan memilih pindah secara sukarela menjadi petani yang mendapatkan langsung pinjaman benih, pupuk , dan obat , disertai jaminan pembelian GKP sesuai harga pasar dunia dan mendapatkan pembagian keuntungan 80% setelah dikurangi biaya tanam sampai menjadi GKP siap dijual. Bagaimana dengan sawah di jawa, pemerintah bisa menyediakan dana untuk membelinnya kembali, khususnya daerah yang irigasinya baik, jika tidak memungkinkan beli kembali karena harga yang dinaikan semena-mena, pemerintah cukup konsentrasi buka sawah baru di luar jawa, cepat atau lambat tuan tanah di jawa akan kehilangan pekerja sawahnya, disamping itu industri yang berkembang juga akan menghilangkan lahan sawah di jawa.
Jka semua ini terjadi, maka bangsa Indonesia tetap akan memiliki beras di rumah, dan lauk pauk tidak masalah bagi rakyat Indonesia yang memiliki makanan melimpah hasil laut yang juga akan dimanfaaatkan dengan baik (dalam artikel ini tidak dibahas, sesungguhnya kalau kelautan ini dimanfaatkan dengan baik dan benar, akan menjadikan kita negara kaya raya, pada kesempatan lain akan saya tulis).
Demikian solusi sederhana yang bisa saya berikan dalam menghadapi krisis global ini.
Jakarta, 30 desember 2008
Sumber Berita : ahok.org

Saturday, November 29, 2008

Gantong, Sebagai Tempat Laskar Pelangi

Published by Zhalwa Alya Monica under on 7:47 PM



Laskar Pelangi (by.Nidji song)

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya

Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Raih bintang di jiwa

Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia

Selamanya...

Cinta kepada hidup
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita

Laskar pelangi
Takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai
Jutaan mimpi di bumi

Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia

Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia

Selamanya...

Selamanya...

Laskar pelangi
Takkan terikat waktu...

Download:
Nidji - Laskar Pelangi ( Soundtrack song )
Sherina_-_KuDisini.
Gita Gutawa Tak Perlu Keliling Dunia OST Laskar Pelangi.
_OST_Laskar_Pelangi_Ipang_-_Sahabat_Kecil.

Monday, November 24, 2008

Cerita Dari Pulau Penghasil Timah

Published by Zhalwa Alya Monica under on 6:09 PM

Belitung – Dalam benak masyarakat bila mendengar Bangka-Belitung/ selalu sebagai pulau penghasil timah. Kenyataannya, dulu memang penghasil timah terbesar, namun timah semakin sulit didapatkan. Tambang-tambang mulai menutup usahanya dan pabrik timah pun kini tidak begitu banyak jumlahnya di pulau ini. Pendapatan dari daerah tidak bisa lagi hanya bergantung pada produksi timah. Akibatnya kekuatan sektor lain pun mulai ditingkatkan. Selain produksi laut, juga perkebunan, sektor pariwisata pun mulai dilirik sebagai faktor pendukung lainnya.

Belitung yang kini resmi menjadi kabupaten dari Provinsi Babel (Bangka-Belitung). Selain dua pulau besar masih ada 189 pulau kecil yang bertebaran. Ini pun diharapkan oleh pemerintah dan masyarakatnya menjadi pulau pariwisata sebagaimana seluruh Pulau Bali, atau Kepulauan Seribu di DKI, dan Gili Air serta Gili Trawangan di Pulau Lombok. Pesona alam laut Belitung memang indah dan tak kalah dengan lokasi wisata lainnya.
Susuri saja perjalanan di sepanjang pantai Belitung mulai dari Tanjung Binga, Tanjung Kelayang, Tanjung Tinggi hingga Pelabuhan nelayan Lipat Kajang sampai ke pusat kota Manggar. Semua hamparan alam laut dengan pulaunya merupakan gugusan pemandangan yang indah untuk dinikmati.
Di sebelah utaranya Tanjung Pandan, ada mercusuar di pulau yang diketahui bernama Pulau Lengkuas. Di dekat pelabuhan Tanjung Pandan itu juga, di pelabuhannya, kita akan menemukan perahu nelayan bersandar dan merapat sambil mengangkuti hasil ikan yang segar dan besar-besar itu. Kalau Anda jeli, Anda juga akan menemui beberapa perahu yang bersedia untuk mengantar Anda mengunjungi pulau-pulau yang letaknya masih dekat dari pulau itu.
Jangan harap selalu mendapat jawaban dari para nelayan setiap Anda melihat pulau kecil di lautan, terlalu banyak pulau di di Belitung sehingga tak jarang nelayan pun sulit untuk mengidentifikasinya.
Menyusuri laut dengan perahu nelayan yang murah biayanya, kita akan mendapati pulau yang tanahnya melebar dengan pohon bakau yang tak begitu lebat tumbuhnya. Di atasnya, terutama di sore hari, kita akan tertegun menyaksikan rombongan camar yang gagah beterbangan di antara tiupan angin laut. Terkadang, camar itu akan turun di antara pulau.
Dalam perjalanan menyusuri dengan perahu itulah, di puncak Gunung Burung Mandi, sekitar 200 meter dari permukaan laut, akan didapatkan Vihara Dewi Kwan Im yang usianya sekitar 243 tahun lalu. Vihara ini dapat dijadikan tempat beribadah tapi juga rekreasi karena wilayah pantai dan laut di sekitarnya sangat mempesona buat wisata. Dari atas vihara dapat terlihat hamparan hijau Kepulauan Memperak. Dipercayai, vihara ini tepat menghadap langsung ke kuil pusat Tiongkok nun jauh di sana.
Kira-kira 30 meter dari Tanjung Pandan, di Desa Sijuk Tanjung Binga, hanya beberapa meter saja dari pantai, kita akan melihat rombongan ikan yang bertebaran mulai dari ikan tamban juga ikan tembang (famili dari ikan haring) berenang secara berkelompok dengan tubuh yang meliuk-liuk mengkilat bagai pisau. ”Nelayan tak pernah menjaring ikan-ikan kecil itu. Lebih baik kita menarik bagan (sebutan untuk perahu) ke tengah, ikannya lebih besar. Hanya pada saat angin musim yang kencang saja dan kami tak bisa melaut, baru kami menjaring,” ujar seorang nelayan yang berada di sekitar di tempat itu.
Di kecamatan Sijuk ini juga akan ditemui Kuil Pak Kung Miaw yang dipercayai merupakan kuil tertua yang dibangun oleh masyarakat Cina saat pertama kali tiba di Pulau Belitung.
Berjalan lagi menyusuri Tanjung Kelayang, akan tampak hamparan batu-batu besar di pantainya. Batu yang berukuran sampai lima meter ini saling bertumpuk dengan posisi yang unik. Ada batu yang begitu besar diganjal oleh tiga batu yang lebih kecil. Posisi batu kecil ini sangat aneh, seakan diletakkan oleh ”dewa atau raksasa” dari langit, sebelum akhirnya meletakkan batu yang teramat besar di atasnya.
Apalagi bila kita mau menyusuri ”lorong di tumpukan batu itu”, seperti menyusuri labirin bebatuan, kita akan muncul di sisi lain dari Pantai Tanjang Kelayang setelah berjalan dan sesekali melompat di antara batu-batu yang ada. Batu-batu yang membentuk ruangan-ruangan dan lubang, tempat wisatawan tak mampu menahan diri untuk berfoto di antara bebatuan itu.

Labels


Edited By:wa2nlinux
Related Articles


Related Article Widget by Hoctro
 

Feedburner View

About Me

Feeds.Delicious

Share on Facebook