Musium Badau Berbenah Diri, Edisi 17 Januari 2009
Published by Zhalwa Alya Monica under Berita Saat Ini on 7:19 PM
Musium Badau di Desa Badau Kecamatan Badau mulai berbenah diri. Bangunan yang berfungsi untuk menyimpan berbagai benda pusaka Kerajaan Badau dan benda-benda tiutipan lainnya ini, mulai menambah bangunan baru disamping bangunan lama.
“Dulu memang bangunan musium cuma satu unit saja, tapi sejak tahun 2008 lalu sudah direhab, sehingga ada penambahan satu bangunan, pembuatan gapura dan pagar musium. Semua itu untuk menjaga dan mempertahankan keberadaan benda-benda pusaka yang ada di musium,” jelas Staf UPTD Musium Badau, Arbi, didampingi Raja Badau ke-9 Kik Johar Juki, kepada Grup Bangka Pos, Rabu (14/1).
Dikatakan Arbi, selain adanya penambahan bangunan musium, pembuatan pagar dan gapura, ada juga pembuatan patung manusia berpakaian ala kerajaan dengan memegang tombak, yang berdiri diatas lokasi eks masjid pertama di Belitung. Patung itu dapat mendukung keindahan dan daya tarik musium.
Saat ini, musium dijaga oleh tiga staf berstatus honorer yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan, pendataan sekaligus menjaga isi musium siang malam. “Penjagaan perlu dilakukan karena benda-benda pusaka yang ada dimusium merupakan benda kepurbakalaan yang harus dipertahankan keaslian dan keberadaannya. Apalagi musium ini menyimpan ratusan jenis benda pusaka yang langka dan memiliki artistik yang sangat tinggi,” katanya.
Menurutnya, dari ratusan jenis benda pusaka ini, terdapat senjata keris, tombak, pedang dan bendera
peninggalan kerajaan, yang diperkirakan dibuat pada sekitar abad ke-14 masehi. Dari sekian banyak jenis tombak koleksi musium, terdapat sepasang tombak berambu yang berjenis laki-laki dan perempuan.
“Sepasang tombak itu harus disimpan pada satu tempat dan tidak boleh dipisahkan, karena sepsang tombak itu memiliki keunikan dan kesaktian tersendiri, dibandingkan dengan jenis tombak-tombak lainnya,” katanya.
Menurut Arbi, musium ini juga menyimpan berbagai jenis benda pusaka lain dari peninggalan kerajaan Badau, seperti periuk kuningan, bendera, parang, golok, tongkat kayu petaling, pahar, semberit, duplikat pakaian raja dan lainnya.
“Rencananya pengembangan Musium Badau akan terus dilanjutkan dengan pembangunan kawasan bermain anak-anak, yang dibangun di lokasi belakang musium,” katanya Arbi.
Dengan adanya pengembangan ini, masyarakat dapat lebih dapat menjaga kondisi musium secara bersama-sama. Masyarakat juga diharapkan sering berkunjung ke Musium Badau sebagai bentuk kepedulian terhadap benda-benda pusaka peninggalan kerajaan.
Sumber : http://www.bangkapos.com
“Dulu memang bangunan musium cuma satu unit saja, tapi sejak tahun 2008 lalu sudah direhab, sehingga ada penambahan satu bangunan, pembuatan gapura dan pagar musium. Semua itu untuk menjaga dan mempertahankan keberadaan benda-benda pusaka yang ada di musium,” jelas Staf UPTD Musium Badau, Arbi, didampingi Raja Badau ke-9 Kik Johar Juki, kepada Grup Bangka Pos, Rabu (14/1).
Dikatakan Arbi, selain adanya penambahan bangunan musium, pembuatan pagar dan gapura, ada juga pembuatan patung manusia berpakaian ala kerajaan dengan memegang tombak, yang berdiri diatas lokasi eks masjid pertama di Belitung. Patung itu dapat mendukung keindahan dan daya tarik musium.
Saat ini, musium dijaga oleh tiga staf berstatus honorer yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan, pendataan sekaligus menjaga isi musium siang malam. “Penjagaan perlu dilakukan karena benda-benda pusaka yang ada dimusium merupakan benda kepurbakalaan yang harus dipertahankan keaslian dan keberadaannya. Apalagi musium ini menyimpan ratusan jenis benda pusaka yang langka dan memiliki artistik yang sangat tinggi,” katanya.
Menurutnya, dari ratusan jenis benda pusaka ini, terdapat senjata keris, tombak, pedang dan bendera
peninggalan kerajaan, yang diperkirakan dibuat pada sekitar abad ke-14 masehi. Dari sekian banyak jenis tombak koleksi musium, terdapat sepasang tombak berambu yang berjenis laki-laki dan perempuan.
“Sepasang tombak itu harus disimpan pada satu tempat dan tidak boleh dipisahkan, karena sepsang tombak itu memiliki keunikan dan kesaktian tersendiri, dibandingkan dengan jenis tombak-tombak lainnya,” katanya.
Menurut Arbi, musium ini juga menyimpan berbagai jenis benda pusaka lain dari peninggalan kerajaan Badau, seperti periuk kuningan, bendera, parang, golok, tongkat kayu petaling, pahar, semberit, duplikat pakaian raja dan lainnya.
“Rencananya pengembangan Musium Badau akan terus dilanjutkan dengan pembangunan kawasan bermain anak-anak, yang dibangun di lokasi belakang musium,” katanya Arbi.
Dengan adanya pengembangan ini, masyarakat dapat lebih dapat menjaga kondisi musium secara bersama-sama. Masyarakat juga diharapkan sering berkunjung ke Musium Badau sebagai bentuk kepedulian terhadap benda-benda pusaka peninggalan kerajaan.
Sumber : http://www.bangkapos.com